Selasa, 26 Februari 2013

Ulama Palestina: Bid'ah Hasanah Berdasar Ayat Al-Qur'an

Ulama asal Palestina Dr Syaikh Muhammad Utsman menilai, bid’ah atau kreativitas dalam beragama tak selalu menyimpang dari agama. Selama bid’ah ditujukan pada hal yang positif tanpa menyekutukan Allah, kegiatan tersebut sah dilakukan.

Pandangan ini disampaikan dalam peringatan maulid Nabi SAW yang dirangkai dengan Istighotsah dan Pengajian Bulanan yang digelar Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) di Masjid an-Nahdliyyah, lantai dasar gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (30/1) malam.

Mengutip pendapat sejumlah ulama klasik,Syaikh Utsman membagi bid’ah menjadi dua, yakni bid’ah sayyiah (bid’ah yang buruk) dan bid’ah hasanah (bid’ah yang baik). Menurut dia, bid’ah hasanah, seperti peringatan maulid Nabi, didapati rujukannya dalam kitab suci al-Qur’an.

Dosen Universitas Global Lebanon ini mendasarkan pandangannya pada surat al-Hadid ayat (27). Ayat ini menjelaskan tentang sejarah para pengikut Nabi Isa yang melakukan bid’ah di luar kewajiban agama. Karena tujuannya untuk mencari keridlaan-Nya maka mereka pun dilimpahi pahala.

“Rahbaniyyah (tradisi kerahiban untuk tidak beristri atau bersuami, red) yang dipraktikkan pengikut Nabi Isa saat itu di luar perintah Allah. Tapi itulah contoh bid’ah hasanah yang juga diakui keabsahannya dalam al-Qur’an,” tuturnya.

Dalam konteks peringatan maulid, kata Syaikh Utsman, umat Islam tak perlu ragu menyelenggarakannya. Maulid Nabi adalahbentuk kecintaan dan kegembiraan atas kehadiran Rasulullah SAW. Kegiatan tersebut sah sebagai upaya tawassul (menjadikan perantara) menuju Allah.

Syaikh Utsman juga mengurai sejumlah kisah kecintaan sahabat terhadap Nabi Muhammad SAW dalam berbagai bentuk. Ia mengajak segenap umat Islam untuk senantiasa meneladani nabi terakhir ini di setiap bidang kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar