Dalam menjalankan programnya, NU mempunyai 3 perangkat organisasi: 1. BADAN OTONOM (BANOM) Adalah perangkat organisasi yang berfungsi melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan beranggotakan perorangan. NU mempunyai 10 Banom, yaitu: a. Jam’iyyah Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMN) Membantu melaksanakan kebijakan pada pengikut tarekat yang mu’tabar (diakui) di lingkungan NU, serta membina dan mengembangkan seni hadrah b. Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh (JQH) Melaksanakan kebijakan pada kelompok qari’/qari’ah (Pembaca Tilawah Al-Quran) dan hafizh/hafizhah (penghafal Al-Quran). c. Muslimat Melaksanakan kebijakan pada anggota perempuan NU
d. Fatayat Melaksanakan kebijakan pada anggota perempuan muda NU
e. Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Melaksanakan kebijakan pada anggota pemuda NU. GP Ansor menaungi Banser (Barisan Ansor Serbaguna) yang menjadi salah satu unit bidang garapnya.
f. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Melaksanakan kebijakan pada pelajar, mahasiswa, dan santri laki-laki. IPNU menaungi CBP (Corp Brigade Pembangunan), semacam satgas khususnya.
g. Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Melaksanakan kebijakan pada pelajar, mahsiswa, dan santri perempuan. IPPNU menaungi KKP (Kelompok Kepanduan Putri) sebagai salah satu bidang garapnya.
h. Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Membantu melaksanakan kebijakan pada kelompok sarjana dan kaum intelektual. i. Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Melaksanakan kebijakan di bidang kesejahteraan dan pengembangan ketenagakerjaan. j. Pagar Nusa Melaksanakan kebijakan pada pengembangan seni beladiri.
2. LAJNAH Adalah perangkat organisasi untuk melaksanakan program yang memerlukan penanganan khusus. NU mempunyai 2 lajnah, yaitu: a. Lajnah Falakiyah Bertugas mengurusi masalah hisab dan rukyah, serta pengembangan ilmu falak (astronomi). b. Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) Bertugas mengembangkan penulisan, penerjemahan dan penerbitan kitab/buku, serta media informasi menurut faham Ahlussunnah wal jama’ah.
3. LEMBAGA Adalah perangkat departementasi organisasi yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan, berkaitan dengan suatu bidang tertentu. NU mempunyai 14 lembaga, yaitu: a. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Melaksanakan kebijakan di bidang pengembangan dakwah agama Islam yang menganut faham ahlussunnah wal jamaah.
b. Lembaga Pendidikan Ma’arif (LP Ma’arif NU) Melaksanakan kebijakan di bidang pendidikan dan pengajaran formal.
c. Rabithah Ma’ahid al-Islamiyah (RMI) Melaksanakan kebijakan di bidang pengembangan pondok pesantren. d. Lembaga Perekonomian NU (LPNU) Melaksanakan kebijakan di bidang pengembangan ekonomi warga. e. Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LP2NU) Melaksanakan kebijakan di bidangan pengembangan pertanian, lingkungan hidup dan eksplorasi kelautan. f. Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKKNU) Melaksanakan kebijakan di bidang kesejahteraan keluarga, sosial, dan kependudukan.
g. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Melaksanakan kebijakan di bidang pengkajian dan pengembangan sumberdaya manusia. h. Lembaga Penyuluhan dan Pemberian Bantuan Hukum (LPBHNU) Melaksanakan penyuluhan dan pemberian bantuan hukum.
i. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Melaksanakan kebijakan di bidang pengembangan seni dan budaya.
j. Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (LAZISNU) Bertugas menghimpun, mengelola, dan mentasharufkan (menyalurkan) zakat, infaq, dan shadaqah.
k. Lembaga Waqaf dan Pertanahan (LWPNU) Mengurus, mengelola serta mengembangkan tanah dan bangunan, serta benda wakaf lainnya milik NU. l. Lembaga Bahtsul Masail (LBM-NU) Membahas dan memecahkan masalah-masalah yang maudlu’iyah (tematik) dan waqi’iyah (aktual) yang memerlukan kepastian hukum. m. Lembaga Ta’miri Masjid Indonesia (LTMI) Melaksanakan kebijakan di bidang pengembangan dan pemberdayaan masjid.
n. Lembaga Pelayanan Kesehatan (LPKNU) Melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan.
Untuk logo format vektor saya compres dalam format .ZIP dan bisa didownload di sini
Sayang sekali ndak semua lembaga saya buat logonya. Jadi anda bisa kreatif sedikit dengan memanfaatkan file-file saya. Logo Lembaga & Lajnah umumnya sama, hanya beda tulisan di bawah bumi dan bintangnya. Kalo logo banom beda-beda.
Mudah-mudahan yang sedikit ini bermanfaat bagi semuanya.
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (disingkat IPNU) adalah badan otonom Nahldlatul Ulama yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan NU pada segmen pelajar dan santri putra. IPNU didirikan di Semarang pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H/ 24 Pebruari 1954, yaitu pada Konbes LP Ma’arif NU. Pendiri IPNU adalah M. Shufyan Cholil (mahasiswa UGM), H. Musthafa (Solo), dan Abdul Ghony Farida (Semarang).
Ketua Umum Pertama IPNU adalah M. Tholhah Mansoer yang terpilih dalam Konferensi Segi Lima yang diselenggarakan di Solo pada 30 April-1 Mei 1954 dengan melibatkan perwakilan dari Yogyakarta, Semarang, Solo, Jombang, dan Kediri.
Visi IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya syari’at Islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Untuk mewujudkan visi tersebut, IPNU melaksanakan misi: (1) Menghimpun dan membina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi; (2) Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa; (3) Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan sesuai dengan perkembangan masyarakat (maslahah al-ammah), guna terwujudnya khaira ummah; (4) Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan organisasi.
Kini IPNU telah memiliki 33 Pimpinan Wilayah di tingat provinsi dan 374 Pimpinan Cabang di tingkat kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2008, anggota IPNU telah mencapai lebih dari 2 juta pelajar santri yang telah tersebar di seluruh Indonesia.
I. Sejarah lahirnya IPNU
Berawal dari ide para putra Nahdlatul Ulama, yakni pelajar dan santri pondok pesantren untuk mendirikan suatu kelompok atau perkumpulan .
Pada tahun 1939 lahir PERSANO (Persatoean Santri Nahdlatoel Oelama).
Pada tahun 1947 Lahir IMNU (Ikatan Murid Nahdlatul Ulama) di Malang.
Pada tahun 1950 berdiri IMNU (Ikatan Mubaligh Nahdlatul Ulama di Semarang.
PARPENO (Persatoean Pelajar Nahdlatoel Oelama) di Kediri.
Di Bangil berdiri Ikatan Pelajar Islam Nahdlatul Ulama.
Namun organisasi-organisasi yang telah berdiri di atas masih berjuang sendiri-sendiri dan tidak mengenal di antara satu sama lain.
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut, maka Almarhum Tholcha Mansyur (Malang), Sofyan Cholil (Jombang), H. Mustamal (Solo) bermusyawarah untuk mempersatukan organisasi-organisasi tersebut dalam satu wadah, satu nama dan satu faham dengan nama IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) saat berlangsung kongres LP Ma’arif di Semarang pada tanggal 24 Februari 1954/20 Jumadil akhir 1373 Hijriyah.
Pada kongres ke VI di Surabaya IPNU menjadi badan otonom NU (Nahdlatul Ulama). Sehingga IPNU Berhak mengatur rumah tangganya sendiri baik ke luar maupun ke dalam, tidak lagi tergantung kepada kebijakan LP Ma’arif.
Pada perkembangan selanjutnya IPNU berubah nama menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama saat kongres ke X di Jombang disebabkan organisasi pelajar yang diakui pemerintah hanya OSIS sebagai organisasi intra sekolah dan Pramuka sebagai organisasi ekstra sekolah. Sehingga ladang garap IPNU tidak hanya pelajar dan santri saja, tetapi juga pemuda, remaja dan mahasiswa.
Di dalam kongres XIV tanggal 18 – 24 Juni 2003 di Surabaya IPNU sepakat untuk kembali ke habitatnya semula dengan berganti nama menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dengan orientasi pelajar, santri dan mahasiswa.
Lahirnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan wadah pengkaderan bagi generasi muda NU yang bersumber dari kalangan pesantren dan pendidikan umum, yang diharapkan dapat berkiprah di berbagai bidang, baik politik (kebangsaan), birokrasi, maupun bidang-bidang profesi lainnya. Pada awalnya embrio organisasi ini adalah berbagai organisasi atau asosiasi pelajar dan santri NU yang masih bersifat lokal dan parsial.
II. Tujuan Organisasi
Terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah swt., berilmu, berakhlaq mulia, dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegaknya syariat Islam menurut faham Ahlussunnah wal Jama’ah yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Di bidang pendidikan IPNU mempunyai tujuan:
Untuk memelihara rasa persatuan dan kekeluargaan di antara pelajar umum, santri dan mahasiswa.
Membina dan meningkatkan pendidikan dan kebudayaan Islam.
Meningkatkan harkat masyarakat Indonesia yang berasusila dan mengabdi kepada agama, bangsa dan negara.
III. Trilogi IPNU
Belajar – Berjuang – Bertaqwa
IV. Lambang Organisasi
Gambar
Makna
Warna dasar hijau tua
Subur
Bentuk bulatan
Kontinyu (berkesinam-bungan)
Lingkaran dasar putih Lingkaran tengah kuning
Hikmah dan cita-cita tinggi
Huruf IPNU putih
Suci
3 titik di antara singkatan IPNU
Islam, Iman, Ihsan
6 garis strip (kanan 3 dan kiri 3) putih
Suci
9 bintang kuning
Lambang NU
2 kitab putih
Al-Qur’an dan Al-Hadits
2 bulu angsa bersilang putih
Menuntut ilmu agama dan ilmu umum
5 sudut bintang
Rukun Islam
V. Citra Diri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
Citra diri IPNU & IPPNU dilandasi oleh pokok-pokok pikiran bahwa manusia bertanggung jawab melaksanakan misi khalifah, yaitu memelihara, mengatur, dan memakmurkan bumi.
Makna dan fungsi manusia sebagai khalifah memiliki dua dimensi, yaitu dimensi sosial (horizontal) dan dimensi ilahiah (vertikal)
Sosial bermakna mengenal alam, memikirkannya, dan memanfaatkan alam demi kebaikan dan ketinggian derajat manusia sendiri.
Ilahiah yaitu mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di hadapan Allah SWT.
Secara sosiologis manusia merupakan suatu komunitas yang memiliki nila-nilai kemanusiaan (moral, nilai sosial dan nilai keilmuan)
VI. Kondisi IPNU Sebelum Khitthah NU
IPNU telah melangkah menuju kemajuan dan kiprahnya telah diakui masyarakat. Namun pada perkembangannya tidak dapat mencapai puncak programnya, karena NU sebagai organisasi induknya pada saat itu masih terbawa arus politik sehingga ummat tidak menjadi perhatian utama.
VII. Kondisi IPNU Pasca Khitthah NU
Perkembangan pasca khittah NU dan Kongres Jombang sangat menggembi-rakan karena khittah mampu mencipatkan iklim yang kondusif bagi pengem-bangan organisasi.
Namun IPNU menyadari bahwa sumbangannya sendiri dan masyarakat luas belum banyak. Dan generasi muda sebagai tenaga potensial pembangunan nasional membutuhkan pembinaan, maka IPNU memandang mendesak adanya konsep Citra Diri IPNU dalam rangka meningkatkan keperansertaannya dalam pembangunan bangsa.
VIII. Hakikat IPNU
IPNU adalah wadah perjuangan pelajar NU untuk mensosialisasikan komitmen, nilai-nilai kebangsaan, keislaman, keilmuan, kekaderan, dan keterpelajaran dalam upaya penggalian dan pembinaan potensi sumberdaya anggota yang senantiasa mengamalkan kerja nyata demi tegaknya ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamah dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
IX. Orientasi IPNU Orientasi IPNU berpijak pada kesemestaaan organisasi dan anggotanya untuk senantiasa menempatkan pergerakan pada zona keterpelajaran dengan kaidah belajar, berjuang dan bertaqwa yang bercorak dasar dengan wawasan kebangsaan, keislaman, keilmuan, kekaderan, dan keterpelajaran. 1. Wawasan Kebangsaan, adalah wawasan yang dijiwai oleh asas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan, yang mengakui kebhinnekaan sosial budaya, yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, hakikat dan martabat manusia, yang memiliki komitmen dan kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara berlandaskan prinsip keadilan, persamaan, dan demokrasi. 2. Wawasan Keislaman, adalah wawasan yang menempatkan ajaran agama Islam sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam memberikan makna dan arah pembangunan manusia, sehingga IPNU dalam bermasyarakat bersikap:
Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi (QS. Al-Furqoon : 53)
Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah "sungai" di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.
Namun pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, namun nampak seperti sungai... luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah S.W.T.
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.. Amma Ba’du.
Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, (58)dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, (59)dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun), (60)Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, (61)mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.QS. Al-Mu’minun: 57-61
Dari Aisyah ra berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw tentang ayatini:وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ(Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut)
Aisyah berkata: Apakah mereka yang meminum khamar dan mencuri?. Rasulullah saw menjawab: Tidak demikian wahai anak As-Shiddiq, akan tetapi mereka yang berpuasa, shalat dan bersehedekah, mereka takut jika amal mereka tidak diterima, maka mereka inilah yang sebut sebagai orang yang bersegera dalam kebaikan.[1]
Dan para shahabat Radulullah saw yang bersungguh-sungguh dalam dalam mengerjakan amal shaleh, mereka takut jika amal mereka dihapuskan oleh Allah dan khawatir jika tidak diterima, hal itu karena kekuatan ilmu yang mereka miliki dan kedalaman keimanan mereka. Abu Darda berkata: Seandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima dariku dua rekaat, maka hal itu lebih aku sukai dari pada dunia dan seisinya. Sebab Allah swt berfirman:
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa". QS. Al-Maidah: 27
Abdullah bin Mulaikah berkata: Aku telah mengetahui tiga puluh shahabat Rasulullah saw, di mana mereka takut terhadap kemunafikan yang akan menimpa dirinya. Tidak ada seorangpun di antara mereka yang berkata bahwa mereka berada pada keimanan seperti keimanan Jibril dan Mika’il alaihimas salam.
Perakra-perakara yang membatalkan amal sangat banyak sekali, di antaranya ada yang membatalkan seluruh amal seperti syirik, kemurtadan dan nifak akbar (kemunafikan yang besar). Selain itu, ada yang membatalkan amal itu sendiri, seperti menyebut-nyebut shadaqah dan yang lainnya, dan saya hanya akan menyebutkan lima perkara saja, semoga lima perkara perkara pembatal amal ini akan menanamkan kewaspadaan bagi kita atas perkara yang lain:
Pertama: Syirik kepada Allah. Syirik adalah penghapus semua amal. Allah swt berfirman kepada Nabi Muhammad saw:
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. QS. Al-Zumar: 65
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kamijadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. QS. Al-Furqon: 23
Dari Abi Sa’d bin Abi Fadholah Al-Anshoridan dia teramsuk salah seorang shahabat, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Apabila Allah mengumpulkan manusia pada hari kiamat, hari yang tidak ada keraguan padanya, datanglah penyeru dan berkata: Barangsiapa yang mempersekutukan Allah dengan seseorang pada sebuah amal yang dikerjakannya karena Allah maka hendaklah dia meminta pahalanya kepada selain Allah, sebab Allah adalah zat yang paling tidak butuh terhadapsekutu”.[2]
Kedua: Riya’, dan dia bagi menjadi dua bagian:
Pertama: Seseorang beramal dengan maksud selain Allah. Maka ini adalah syirik yang bisa menghapuskan amal, dan sebagian ahlul ilmi berkata: syirik dalam niat dan maksud serta tujuan. Allah swt berfirman:
Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia danperhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasanpekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di duniaitu tidak akan dirugikan.Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan? pahalanya di akhirat nanti. QS. Hud: 15-16
Ibnu Abbas berakata: Sesungguhnya orang-orang yang riya’ dalam amal mereka diberikan balasan kebaikan mereka di dunia dan mereka tidak akan dizalimi walau sekecil apapun. Ibnu Abbas berkata: Barangsiapa yang beramal shaleh guna mencari dunia baik amal tersebut berupa puasa, shalat, tahajjud sementara dia tidak mengamalkannya kecuali untuk tujuan duniawi maka Allah berfirman kepadanya: Aku akan memberikan balasan bagi amal yang dikerjakannya selama berada di dunia dan dihapuskan baginya balasan amal yang dikerjakan untuk mencari keduaniaan dan dia di akherat kelak termasuk orang-orang yang merugi”.[3]
Kedua: Seseorang beramal untuk mencari keredaan Allah kemudian riya datang menjangkitinya setelah dia memulai amalnya, maka ini adalah syirik kecil.
Dari Mahmud bin Lubaid ra bahwa Nabi saw bersabda: Hal yang paling aku takutkan akan menjangkiti kalian adalah syirik kecil”, para shahabat bertanya apakah yang dimaksud dengan syirik kecil itu wahai Rasulullah?. “yaitu riya’, Allah akan berkata pada ahri kiamat pada saat Dia memberikan balasan bagi amal-amal manusia: Pergilah kepada orang yang telah kalian perlihatkan kebaikan bagi mereka semua kebaikan kalian dan lihatlah apakah mereka memberikan balasan terhadap apa yang kalian kerjakan?”.[4]
Dari Abi Sa’id Al-Khudri ra bahwa Nabi saw bersabda: Apakah kalian mau aku beritahukan tentang sebuah perkara yang lebih aku takutkan daripada Al-Masihud Dajjal?, yaitu syairik khafi, di mana seseroang mengerjakan shalat lalu dia memperindah shalatnya karena dia mangetahui bahwa ada orang lain yang melihat dirinya shalat”.[5]
Sebagian orang meremehkan perkara ini syirik ini, disebabkan karena penyebutannya dengan nama syirik kecil, dia dinamakan syirik kecil pada saat dibandingkan dengan syirik besar, walau demikain dia termasuk lebih besar daripada dosa-dosa yang paling besar, oleh karena itulah para ulama berkata:
1-Apabila syirik kecil merasuki sebuah amal ibadah maka amal ibadah tersebut menjadi rusak dan dihapuskan.
2-Sesungguhnya pelaku syirik kecil tidak akan diampuni oleh Allah, dan pelakunya tidak termasuk di dalam orang yang diampuni dengan kehendak Allah seperti apa yang akan dialami oleh para pelaku dosa besar. Allah swt berfirman:
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain darisyirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.QS. Al-Nisa’: 116
Yang seharusnya bagi orang yang beriman adalah agar dia waspada terhadap semua jenis kesyirikan dan dia khawatir terhadap dirinya agar tidak dijangkiti oleh penyakit ini, Nabi Ibrahim alaihis salam sangat takut terjangkiti oleh syirik padahal dia adalah imam orang-orang yang bertauhid. Dia berkata kepada Tuhannya:
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ
“…dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala”. QS. Ibrahim: 35
Ibrahim Al-Taimy berkata: Siapakah yang merasa aman dari becana ini setelah nabi Ibrahim?”.[6]
Ketiga: Mneyebut-nyebut kebaikan dan menyakti hati penerima. Allah swt berfirman:
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), QS. Al-Baqarah:262
Seorang penyair berkata:
Dengan menyebut-nyebut kebaikan dirimu telah merusak apa yang telah kau perbuat dari kebaikan
Bukanlah orang yang mulia itu, orang yang menampakkan kebaikan lalu dia menyebut-nyebutnya.
Dari Abu Dzar ra bahwa Nabi saw bersabda: Tiga orang yang tidak akan diajak bicara, tidak dilihat dan tidak disucikan oleh Allah pada hari kiamat dan bagi mereka azab yang sangat pedih”. Rasulullah saw menyebutnya sejumlah tiga kali. Abu Dzar berkata: Mereka kecewa dan merugi wahai Rasulullah. Rasulullah saw melanjutkan: Orang yang menjulurkan pakaiannya sehingga di bawah mata kaki, menyebut-nyebut kebaikan dan orang yang menjual barangnya dengan sumpah palsu”.[7]
Keempat: Meninggalkan shalat asar. Allah swt berfirman:
Peliharalah segala salat (mu), dan (peliharalah) salatwusthaa.(^) Berdirilah karena Allah (dalam salatmu) dengankhusyuk.
Dari Abi Buraidah ra bahwa Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang meninggalkan shalat asar maka amalnya akan dihapuskan”.[8]
Kelima: Bersumpah atas nama Allah. Dari Dhomdhom bin Jaus Al-Yamamy berkata:Aku memasuki mesjid Madinah lalu seorang tua renta memanggilku, dia berkata: Wahai Yamami kemarilah!.Dan aku tidak mengetahui orang tersebut. Dia berkata: Janganlah engkau sekali-kali berkata kepada seorang lelaki: Demi Allah!, Allah pasti tidak mengampunimu selamanya, dan Allah tidak memasukkanmu ke dalam surga selamanya. Aku bertanya: Siapakah dirimu, semoga Allah memberikan rahmatNya bagimu? Tanyaku. Dia berkata: Abu Hurairah. Perawi berkata: Sesungguhnya kalimat ini dikatakan oleh salah seorang di antara kita kepada orang lain atau kepada istrinya jika dia marah kepadanya. Abu Hurairah ra berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: Disebutkan bahwa dua orang lelaki yang saling mencintai dari kalangan Bani Isro’il, salah seorang di antara mereka bersungguh-sungguh dalam ibadah dan yang lain, sepertinya nabi saw menyebutkannya bahwa dia seorang pendosa. Dia selalu diperingatkan: Berhentilah dari apa yang engkau lakukan, dia berkata: Biarkanlah aku bersama tuhanku. Sehingga pada suatu ketika dia mendapatkannya berbuat suatu dosa yang dianggapnya besar: Temannya memperingatkan: Berhentilah. Namun orang itu tetap menjawab: Biarkanlah aku bersama tuhanku, apakah engkau dibangkitkan sebagai pengawas atas perlakuanku?. Orang tersebut berkata: Sungguh engkau tidak akan diampuni selamanya, dan tidak pula dimasukkan ke dalam surga selamanya. Nabi saw bersabda: Allah mengutus seorang malaikat untuk mencabut nyawa mereka berdua, lalu mereka berdua mengadap Allah,Dia berfirman kepada sang pendosa: Masuklah surga dengan rahmatKu, dan Dia berfirman kepada yang lain: Apakah engkau bisa menghalangi rahmatku dari seorang hambaKu?, dia berkata: Tidak wahai tuhanku. Maka Allah berfirman: Bawalah orang ini ke neraka”. Abu Hurairah ra berkata: Demi yang jiwaku berada di sisiNya, dia telah mengucapkan suatu kalimat yang telah menghancurkan dunia dan akheratnya”.[9]
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.